Translate

Copyright © 2014 News Magazine Theme. Designed by Ang Li-JASON. Powered by Blogger.
Home » » Mengadaptasikan Lirik Lagu Menjadi Puisi Part I (Armia)

Mengadaptasikan Lirik Lagu Menjadi Puisi Part I (Armia)

Armia - Resistensi Merah Krajowa


Sejengkal tanah halaman dibelakang primeter penjajah
Mereka setubuhi tanah air kami, Ibu pertiwi kami
Jiwa ini terlebur bersama hunian yang kami pijak
Tergerak mengawali - berakhir, tersungkur ke tanah layaknya sampah - kebencian tiada akhir dan derita yang tidak pernah pulih
Menahun dalam sangkar amarah - tiada hari esok tanpa darah yang tertumpah
Ya, mati!
Bangkai kami ditanah ini bercorak warna pelangi inflamasi
Kini sejengkal tanah ini adalah rumahmu, kepunyaanmu yang berharga untuk ditinggali
Disinilah raga kami bersemayam, jiwa ini...kami wariskan!



Puisi sederhana ini datang dari refleksi yang tertuang ketika saya menikmati lagu dari Heaven Shall Burn berjudul Armia (bahasa Polandia: Serdadu). Bagi seukuran penikmat musik, makna yang terkandung didalamnya begitu luas untuk dihayati dan diresapi. Bahkan lagu ini terasa semakin nikmat saat didengarkan sembari memejamkan mata.

Buah karya dari band beraliran Melodic Metalcore/ Death Metal asal Jerman ini - sejatinya merupakan bagian tracklist dari album Deaf to Our Prayers - album yang terinspirasi dari puisi berbau politik berjudul The Silesian Weavers karya Heinrich Heine. Selain itu, sub-tema lagu yang menggambarkan "pemberontakan" ini juga mengisahkan tentang perlawanan serdadu Krajowa (Polandia) yang mati-matian merebut kembali tanah mereka dari penjajahan Jerman.

Lagu ini juga terkoneksi dengan puisi The Silesian Weavers sebagai konsep album Deaf to Our Prayers- yang menganalogikan semangat pemberontakan kaum Silesia (Etnis Polandia) - yang memberontak melawan industrialisasi buta di negara mereka. Sebuah perjuangan berlandaskan rasa benci yang berasa pahit saat dilakukan namun berbuah manis juga pada akhirnya. Sehingga inti yang bisa diambil dari kesulurahan storyline album ini adalah; manusia selalu memiliki hasrat alami untuk melawan segala bentuk penindasan, menuntut persamaan serta kebebasan. Siapapun yang berkuasa dengan semena-mena didunia pasti akan dihadapkan dengan musuh alami berupa "pemberontak dan rakyat miskin".

Sebagai penutup, band Heaven Shall Burn sendiri merupakan band yang idealis dan cenderung ke idealisme sayap kiri. Keseluruhan personilnya juga merupakan aktifis organisasi Antifascistiche Aktione (AntiFa) di Jerman. Sebuah gerakan yang menentang keras ideologi fasisme sayap kanan Eropa yang digawangi ras kulit putih.

NB: Perbedaan presepsi akan mempercantik postingan ini.

Kunci untuk memahami lagu ini : (1) Puisi The Silesian Weavers yang dimuat di Koran  Karl Marx's Vorwärts!. Puisi ini juga di distribusikan dalam bentuk selebaran yang jumlahnya mencapai 50.000 lembar. Pada tahun 1844, siapapun yang tertangkap mata mempublikasikanya akan dijatuhi hukuman penjara oleh pemerintah.
(2) Poster propaganda Armia Krajowa Polandia



Sumber;
https://en.wikipedia.org/wiki/The_Silesian_Weavers
https://en.wikipedia.org/wiki/Deaf_to_Our_Prayers
http://portalwiedzy.onet.pl/59129,,,,armia_krajowa,haslo.html
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment