Translate

Copyright © 2014 News Magazine Theme. Designed by Ang Li-JASON. Powered by Blogger.
Home » » Parafrasa Bebas Ghost of the Navigator (Iron Maiden)

Parafrasa Bebas Ghost of the Navigator (Iron Maiden)



Meskipun hanya dengan bahtera tua, pesona mematikan lautan masih membuatnya tergoda untuk terus berkelana. Tumpukkan karang terasing yang malang melintang telah berhasil ia taklukkan. Namun di dibenaknya masih tersisa satu tujuan akhir yang menjaga hasratnya. Walaupun tubuhnya sudah ronta karena dikalahkan usia, ia tetap dan akan selalu mengejarnya.
Disebuah malam saat mata dibutakan oleh dingin dan buramnya samudera, ia menjejakkan satu kaki pada sebuah haluan. Kini bukan lagi angin beserta desiran lautan yang akan membawanya berkendara, melainkan angan. Semua diperhitungkan oleh perasaan dan disitu ia menyertakan sebuah doa bisu.
Ia sudah satu suara dengan pemandu arah di dalam sakunya yang menuntun ke arah barat. Dengan begitu, keinginan di dalam dirinya yang menggebu memastikanya tak kan mudah tersesat.
Terkadang pergerakan awan gelap misterius yang datang di setiap waktu membuat hatinya tak menentu. Itu adalah awan sesaat yang sebelumnya selalu menghentikan mentari. Ia pun tahu alasan mengapa sinar mentari selalu dicegah awan tersebut. Ia selalu tahu.

Kini hitungan hari sudah berlalu, namun  perjalanan besarnya tak kunjung mendapati titik temu. Tiba-tiba pandanganya disuguhkan pada sebuah kapal setengah remuk yg melaju perlahan dikejauhan. Dari sana Ia melihat beberapa sosok setan lautan, salah satunya dalam wujud nahkoda. Awak kapal mereka adalah jiwa-jiwa penuntut kebebasan yang di kekang ibunda lautan. Jiwa dalam tulang belulang yang tidak bisa menolak untuk terus mengembangkan layar. Jiwa yang diyakini akan selalu membimbing generasi setelah mereka yg diasuh lautan.
Namun perwujudan mereka tidak berlangsung lama. Mereka hanya nampak dalam beberapa kali kedipan mata lalu kembali tersembunyi. Hilang secara perlahan dengan arah kapal menuju tenggelamnya sang surya.  
Setelahnya, hantu lautan yang bersembunyi di antara sunyi bebatuan datang menghampirinya. Dia adalah sesosok Siren, makhluk lautan misterius dengan rupa yang cantik jelita. Dan maksud dari kunjunganya hanyalah untuk menyampaikan pesan sekaligus peringatan. 
Apa yang disampaikan sang Siren membuat dirinya diambang kepanikan luar biasa. Spontan ia memekik, memanggil kapal hantu setengah remuk yang beberapa waktu lalu ditangkap kedua matanya. Ia berniat menitipkan jantung hatinya diikut sertakan berkelana agar ia terbebas. Di hati kecilnya ada sebuah hal besar yang membelenggu dan menjadi pembeban dalam tujuan hidupnya. Dan hanya itulah satu-satunya harapan agar ia bisa mencapai garis akhir pertualangan. 
Sesuatu dihatinya kian membuatnya linglung, tak tahu lagi kemana harus menuju. Kini tiada gambaran tempat lain selain rute di masa lalu yang sudah ia lewati. Impian bagai gelombang kehidupan yg selalu pasang surut tanpa bisa disangkal. Namun masih tersisa sepenggal asa untuk menanti datangnya gelombang besar terakhir. Tiada yang nyata bila kau tidak mampu merasa, dan ini berbicara perihal hatinya.
Akhirnya ia kini ditempatkan bahtera tuanya  pada sebuah jarak. Dan dijarak ini, para setan lautan memanggil-manggil namanya.  Membuatnya terbangun dari timangan perasaan yang mambuai. Segera ia letakkan kedua tanganya yang setengah kaku pada kemudi.
Ia putuskan untuk mengejar kemana titik akhir sebuah gelombang, meskipun ia akan bernasib sama seperti para pendahulunya. Menjadi setan penghuni lautan yang dikutuk impian.



Nah, itu dia parafrasa dari tembang band legendaris Iron Maiden yang berjudul Ghost of the Navigator. Saya mohon maaf apabila terdapat interpretasi yang terasa mentah, karena memang saya tidak begitu memiliki keahlian dibidang sastra. Berbicara lebih jauh mengenai lagui ini, dalam penggarapanya Iron Maiden terinspirasi dari sebuah novel berjudul Brave New World karya Aldous Huxley. Sebuah novel yang mengisahkan cerita epik Odyssey (pertualangan) seorang pelaut, namun impianya kandas karena semesta tidak mendukungya.

Disini terdapat metafora dari kisah hidup; dimana dalam budaya Eropa, arah barat adalah gambaran dari akhir sebuah kehidupan. Sedangkan Ghost of the Navigator merupakan bentuk kiasan bagi seseorang yang kehilangan arah hidup dan tidak bisa mengendalikan diri sendiri. Selain penggunaan bahasa langit yang berat, dalam lagu ini Iron Maiden juga menggunakan beberapa idiom seperti:

Chasing Rainbows: Keadaan dimana sebuah cita-cita yang hendak digapai tidak mungkin dapat terwujud di dunia nyata. Pelangi sendiri merupakan sinar bias dari tetesan air yang menciptakan ilusi visi. 
Count the Cost: Mencoba untuk memahami betapa buruknya sebuah hal dimasa lalu yang berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidupmu.

Pada lirik lagu juga terdapat karakter mencolok berbau mitologi Yunani, yaitu makhluk laut bernama Siren. Ia adalah makhluk mistis berparas cantik dan berbahaya yang selalu mencoba menarik perhatian pelaut lewat musik serta suara mempesona. Dengan membubuhkan karakter ini dalam story line membuat kapasitas lagu ini begitu luas dan terasa lebih eskapis.

Wujud Siren dalam mitologi Yunani

So sebelum mendengarkan lagu yang luar biasa ini, persiapkanlah sebuah tempat luas yang ada pada alam bawah sadar anda untuk berimjinasi liar. Jika memungkinkan mintalah ditemani beberapa batang rokok dan secangkir kopi. Hehehe.

Untuk lirik lagu original Iron Maiden - Ghost of the Navigator klik Di sini
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment