Translate

Copyright © 2014 News Magazine Theme. Designed by Ang Li-JASON. Powered by Blogger.
Home » » Heaven Shall Burn: Menjalani Kehidupan Dengan Melawanya

Heaven Shall Burn: Menjalani Kehidupan Dengan Melawanya

Ketika Sebuah Band Sayap Kiri Asal Jerman Melawan


Selain berfungsi sebagai sarana hiburan, musik adalah ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan perantara untuk melihat dunia dengan warna yang berbeda. Sebuah fenomena dimana setiap penggemar musik tertentu yang spesifik bisa menemukan hal-hal baru yang bersifat positif. Penggemar musik metal misalnya, mereka akan dibawa pada ragam pengalaman seputar pemberontakan, idealisme, jalan minoritas, keunikan individu, dan perjuangan hidup. Lalu band menarik apa yang akan dibahas di blog pribadi saya kali ini?, serta ke dunia mana band tersebut akan membawa anda?. Mari simak band menarik bernama Heaven Shall Burn berikut.

Line Up band Heaven Shall Burn. Kiri ke kanan: Alexander Dietz (guitar), Eric Bischoff (bass), Maik Weichert (guitar), Matthias Voigt (drums/ 2013), Marcus Bischoff (vocals). Img Source: Revistakuadro.

Heaven Shall Burn dan ANTIFA


Heaven Shall Burn (HSB) adalah sebuah band metalcore/ death metal ekstrim asal Saalfeld, Jerman Timur, yang mengadopsi ideologi sayap kiri sebagai bagian dari idealisme bermusik mereka. Band yang terbentuk ditahun 1996 ini bernanung dibawah label rekaman Century Media dan sejauh ini telah merilis tujuh album studio.

Bagi saya pribadi, hal yang paling menarik dari Heaven Shall Burn adalah tentang gaya hidup di keseharian, dan konten lirik lagu mereka yang begitu kritis dengan pembawaan yang militan. Keseluruhan personil yang memprakarsai band ini merupakan aktifis dari ANTIFA (Antifasistische Action) Jerman, sebuah grup paramiliter anti-rasis Eropa yang menentang pergerakan neo-Nazi. 

Antifaschistische Aktion yang biasa disingkat ANTIFA (Jerman, Belanda) atau AFA (Skandinavia) merupakan gerakan ekstra parlementer militan Eropa yang memiliki sikap antipati terhadap fasisme dan segala macam turunan idologi kanan. Selain dilandasi karena tujuan politik, gerakan ini juga acap kali menjadi penentang tunggal jaringan Neo-Nazi. 


Sebuah gambaran mengenai ANTIFA. Img Source: Koleksi Pribadi
Menurut penuturan sang gitaris Maik Weichert, yang melatar belakangi Heaven Shall Burn berada disisi Antifa adalah karena alasan lingkungan. Di tempat Heaven Shall Burn berasal, Jerman Timur, Neo-Nazi dianggapnya sebagai penyakit yang kian kronis. Berdasar realita yang ada, kaum Nazi tidak bisa menghendaki keberagaman sosial dan cenderung melakukan intimidasi dengan kekerasan terhadap ras asing yang tidak mereka suka. Mereka menginginkan kemurnian darah dimana wilayah Eropa harus dikuasai oleh ras kulit putih tanpa pengecualian. Hal tersebut bertentangan dengan ideologi Antifa, dimana mereka lebih mengutamakan keseberagaman dan kesetaraan sosial.

Selain ideologi Antifa, mereka juga mempromosikan gaya hidup kawula muda humanis seperti veganisme (vegetarian) dan filosofi straight edge (no alcohol, no free sex & no drugs). Hal tersebut dijabarkan oleh Maik Weichert sebagai perasaan sadar dari segala problematika alam. Mereka (Heaven Shall Burn) mengaku telah menjadi vegan selama sepuluh tahun lebih. Kendati itu semua bukan merupakan solusi untuk segala masalah didunia, namun hal tersebut merupakan sesuatu yang baik untuk dilakukan. Mereka juga menolak untuk manggung di konser yang disponsori oleh brand minuman keras, karena yang memotivasi mereka untuk bermusik adalah energi dan perasaan, bukan semata-mata karena profit buta. Meskipun beberapa orang berpandangan jika musisi metal rata-rata pemabuk, urakan dan berinteligensi rendah, namun itu semua tidak berlaku dan tidak terbukti, terlebih bagi Heaven Shall Burn. 

Maik Weichert sendiri tengah belajar hukum dan kini menulis disertasi doktoralnya tentang hukum konstitusional. Sang vokalis Marcus Bishoff telah menyelesaikan kuliah ilmu lingkungan dan kini menempuh bidang kesehatan. Drummer mereka belajar ilmu ekonomi dan rythim guitar mereka mempelajari sesuatu yang berbau elektronika. Menurut Weichert, minum bir sambil membaca buku adalah gaya Eropa sejati.



Musikalitas dan Stuff

Berbicara mengenai sisi musikalitas, death metal pembawaaan Heaven Shall Burn bukanlah genre yang mudah untuk dicerna kalangan awam. Dengan pesan-pesan politis yang puitis menjadikanya tidak cocok ditelinga pendengar musik kasual. Setelah berada dibawah payung label rekaman Media Century records, mereka banyak menambahkan unsur elektronika dan efek sintetis untuk menambah dimensi agresivitas dan kebrutalan.

Kapasitas bermusik mereka dilandasi oleh masterisasi tiap personil yang berbeda-beda: menjadikanya perpaduan liar musik metal seperti Heavy metal, Hardcore, Punk dan komponen death metal. Sedangkan band-band yang berpengaruh besar terhadap gaya musik mereka diantaranya adalah Disember, Bolt thrower, All Out War, Abnegation dan Earth Crisis.

Meskipun skill bemusik Heaven Shall Burn terbilang pas-pasan secara teknis, namun pada dasarnya mereka bermusik hanya untuk menyuarakan, bukan untuk sekedar menghibur. Mereka tidak melihat diri mereka sebagai seniman yang berskill tinggi layaknya band death metal Cannibal Corpse, akan tetapi mereka menyuguhkan pesan-pesan sosial politik dan mencoba untuk menginisiasikan pikiran terhadap pendengar mereka, dengan harapan dapat membawa perubahan berarti. Itulah mengapa Heaven Shall Burn sudah tiga kali diundang manggung di festival Wacken Open Air.

Apabila menilik karya musik yang telah mereka kreasikan, terdapat sebuah benang merah jika band ini kerap merefleksikan "Para pahlawan masa lalu" yang berideologi kiri (kebanyakan dari mereka adalah kaum borjuis nasionalis, pahlawan latin dan beberapa figur yang hidup semasa Stalin masih berkuasa di front Timur). 

Pada lagu "The Weapon They Fear", terdapat lagu mengenai Victor Jara, seorang penulis lagu berhaluan komunis berkebangsaan Chile. Tema lain yang juga terasa Latin adalah dalam lagu "Whatever It may Take" yang menceritakan presiden Chile Salvador Allende yang terbunuh oleh pasukan diktator Pinochet ditahun 1973.

Selain itu ada juga lagu mengenai pemimpin Kongres Nasional Afrika yang dikenal karena perjuanganya dalam membela persaman hak manusia, Nelson Mandela. Ada juga "Antigone" yang diangkat dari trilogi drama Yunani klasik karya Sophocles yang menceritakan kisah wanita pemberani yang harus mati demi memanusiakan kakanya (Manusia harus dimanusiakan, bukan bangkai yang bisa dibangkaikan begitu saja - Antigone Trilogy).

Lagu mereka yang berjudul "Land of the Upright Ones" didedikasikan penuh untuk Thomas Sankara (1949-1987), pemimpin pertama Burkina Faso yang juga dikenal sebagai Che Guevara-nya Afrika. Sedangkan lagu dengan tema menarik terakhir menurut pandangan saya adalah yang berjudul "“Die Stürme Rufen Dich (The Storms are calling you)”, yang secara terang-terangan menyerukan sikap anti-imperialisme yang merujuk pada genosida halus yang dilakukan oleh imperialis Barat.



Nilai Guna Terhadap Sesama

Sebagai rasa cinta terhadap sesama khususnya orang-orang di basis mereka, Saalfeld, Heaven Shall Burn memiliki inisiatif untuk men-sponsori jersey klub sepak bola lokal mereka, Carl Zeiss Jena. Klub sepak bola ini merupakan tim divisi 3 Bundesliga Jerman, yang mana Heaven Shall Burn turut menambahkan motto "Support your local team' pada jersey tersebut. 


Peresmian jersey klub sepakbola Carl Zeiss Jena. Dari kiri-kanan: Maik Weichert, Marcus Bischoff, Eric Bischoff.


Uniknya, saat diwawancarai pihak ChroniclesofChaos, Maik Weichert mengungkapkan jika sepakbola tidak lagi ada kaitanya dengan olahraga. Ia mencontohkan seperti sosok David Beckham yang lebih mirip bintang pop ketimbang pesepakbola. Pebola ini menurutnya berada dilapangan hijau tidak untuk mengalahkan tim lawan, melainkan untuk uang semata. Itulah alasan mengapa Maik Weichert lebih respek kepada sepakbola divisi 3 daripada liga-liga besar, walau sekarat tapi mereka berkeringat.

Dikeseharian, para personil Heaven Shall Burn juga kerap menunjukkan sikap idealisnya terutama melalui filosofi Straight Edge dan Vegan. Bahkan mereka tidak terlalu memperdulikan musik karya mereka laku atau tidak, bagi mereka mekanisme bertahan hidup musisi metal adalah dari tour, penjualan marchendise dan para fans. (Ang)



Sumber:
CoC : Heaven Shall Burn : Interview : 5/31/2004
www.chroniclesofchaos.com
Heaven Shall Burn’s <em>Veto</em>: Politicised heavy metal - World Socialist Web Site
www.wsws.org
EXCLUSIVE INTERVIEW WITH HEAVEN SHALL BURN'S MAIK WEICHERT - MetalSucks
www.metalsucks.net
Comments
0 Comments